Andaikan
ada mesin waktu di dunia nyata maka aku akan membelinya berapapun itu harganya,
hanya untuk mengubah semua hal yang telah kulakukan dengan salah dan keegoisan,
mungkin akan terlihat sempurna jika telah diubah.
Aku Dito, seorang laki-laki kelahiran
Jakarta yang terlahir dari dua bersaudara yang pindah ke Bogor karena rumah
saya di Jakarta sering terendam banjir, Sekarang aku menetap di Bogor dan hidup
seperti orang biasa menjalin kegiatannya.
Dulu aku pernah menemukan seorang
perempuan, Ketika aku sedang membuka sosial media Instagram ku ada sebuah pesan yang masuk dari seorang perempuan
bernama Vira. Sontak aku bingung dengan dia yang tiba-tiba chat karena aku tak
mengenalnya. Setelah kubuka pesan yang masuk darinya ternyata dia menanyakan
apakah aku sekolah di SMK yang sama dulu dengannya. Dia menanyakan hal itu
dikarenakan almamater sekolahku dan dia sama persis, yaitu merah hati. Dia
hanya penasaran saja dengan hal itu karena sebelumnya ia tidak pernah melihat batang
hidungku di sekolahnya yang berada di Bogor itu. Setelah tahu bahwa aku bukan
berasal dari sekolah yang sama dengannya, ia merasa agak malu karena merasa
percaya diri bahwa aku adalah murid yang sekolah di tempat yang sama, lantas
aku tertawa dan bercanda bersama dia yang tiba-tiba menanyaku seperti itu
dengan kata-kata yang sangat baku layaknya ingin melamar kerja.
Berbulan-bulan kita berteman akhirnya
aku dan Vira memutuskan untuk bertemu secara tatap muka langsung. Dan mulai dari
situlah aku dan dia merasa semakin dekat dan selalu merasa nyaman bersama dia.
Tak lama setelah bertemu aku semakin akrab bersamanya aku sangat bahagia bisa
bertemu dengan sesosok perempuan yang bisa membuat hari-hari yang gelap, biasa
saja, menjadi cerah, ceria dan membuatku bersemangat menjalani kehidupan. Dan
pada akhirnya aku dan dia menjalani status hubungan dengannya, anehnya aku dan
dia menganggap status itu ada bukan karena salah satu dari kita yang
mengungkapkan perasaan, namun karena seiring waktunya berjalan, hubungan itu
terasa ada. Vira adalah orang yang lucu, dan hobi bernyanyi shalawat dan
dangdut, walaupun aku tidak terlalu suka dangdut tapi aku memaklumi hobinya.
Vira sangat alergi dan tidak suka dengan makanan seafood, tapi aku selalu meledek dia dengan menakuti dan selalu
membahas tentang ikan lele, wajah dia sangat lucu jika dia merasa jijik, takut
sekaligus marah dengan saya karena selalu menakutinya. Hal itu hanya sebuah
candaan saja agar aku dan dia tidak merasa kaku dan bosan jika bertemu
denganku, apalagi jika aku kehabisan kata-kata untuk bertanya.
Tapi dari semua itu, setelah bersama dia
aku banyak belajar dewasa dan bisa tahu apa itu rasa saling mengerti dan yang
paling berarti, aku jadi tahu beberapa daerah wisata di Bogor karena ia yang
selalu mengajakku ke sana seperti puncak Bogor, Curug yang dimana tempat khas
air terjun di daerah Bogor, dan lainnya. Sempat waktu itu aku pernah berkunjung
ke Kebun Teh Bogor, dari sore hingga petang dan disana aku dan Vira banyak
bercerita semua tentang aku, tentang dia hingga berfoto di tempat dimana
pemandangan yang sangat indah dengan suasana yang sejuk.
Menjelang malam kita pun pulang menuju
rumah, pada waktu itu cuaca mendung dan tak lama langit meneteskan air hujan
yang sangat lebat, untungnya aku memiliki dua mantel sehingga kamipun tetap
melanjutkan perjalanan. Ketika lebatnya hujan turun aku dan dia merasa biasa
saja di jalan, hanya saja aku merasa aneh sekaligus bertanya kepada Vira sang
pawang jalan Bogor kenapa jalanan yang tadinya ramai lalu lalang menjadi sepi
padahal jalan raya yang luas tidak dihutan sepi, setelah beberapa ratus meter
berjalan muncul papan proyek/plang yang bertuliskan “500 meter lagi menuju
gerbang tol”. Sontak aku kaget sekaligus menyalahkan Vira yang dimana pada
sebelumnya ia sangat yakin bahwa jalan itu benar, untung saja hujan sedang
lebat sehingga polisi sedang tidak ada, sampai ada mungkin bisa beda ceritanya.
Cerita itulah yang masih kuingat dan selalu membuatku tertawa konyol.
Dua tahun berlalu aku masih merasakan
nafas segar tanpa kebahagiaan yang seperti dahulu, kini aku menjalani hidup
sendiri kembali tanpa adanya matahariku yang selalu bersinar ketika aku merasa
gelap. Cerita itu memang bisa dikenang dan tak bisa diulang. Ternyata benar,
bahwa cinta itu tak selamanya bisa kita miliki walaupun dulu sudah saling kenal
dekat hingga nyaman dan tak pernah berfikir untuk berpisah. Tuhan memiliki
skenario dan aku hanya bisa menjalaninya tanpa protes untuk meminta skenario
itu diubah.
Setahun lalu aku dengan Vira merasa ada
di ambang bosan berhubungan, sehingga kita jarang bertemu kembali, sibuk dengan
kegiatan masing-masing, layaknya tak ada waktu lagi untuk menyempatkan bertemu
ataupun berkabar. Akupun berniat untuk mendatangi rumahnya dengan harapan ia
bisa merasa bahagia jika aku memberi kejutan. Namun, apadaya kejutan yang aku
rencanakan menjadi sia-sia, setiba dirumahnya terasa sangat banyak orang dan
aku langsung bertanya kepada orang sekitar, mendengarnya saja aku tak mampu,
tapi ini aku melihat dan mendengarnya sekaligus. Vira telah lama mengalami
penyakit mesothelioma dan ia tak
pernah bilang satu hal pun penyakit yang ia alami.
Setibanya dirumah aku bertanya kepada
kakaknya bahwa ia telah pergi tidak lama aku sampai dan masih di rumah sakit.
Vira menyuruh keluarganya untuk tutup mulut kepadaku terhadap penyakit yang
dialaminya. Karena ia pernah bilang, bahwa ia ingin melihat aku selalu
tersenyum dan bahagia ketika bersamanya tanpa perlu ada hal yang membuat dia
resah dan selalu memikirkannya. Ia bilang kepada kakaknya bahwa ia merasa tidak
memiliki penyakit itu ketika merasa bahagia bersamaku. Namun, dia salah
melakukan hal itu, karena ia pergi bukan antara aku dan dia ada yang menyakiti
tetapi karena sebuah penyakit yang dialami. Ia pergi dengan cara yang membuat
hati aku tak bernyawa, kosong dan hampa. Namun, semua sudah berlalu, aku hanya
bisa mengikhlaskan. Andai dia memberitahuku tentang ini, aku berjanji akan
selalu ada disaat dia merasakan sakit itu, sekarang ku hanya bisa berdoa yang
terbaik untuknya.
Kini hidupku sendiri dan masih belum mau
menemukan cinta yang baru, karena cinta yang lama masih ada, namun telah pergi
dan mati di dalam hati ini. Setiap senja aku selalu datang ke taman di Bogor
dimana tempat terakhir bertemu dan menghabiskan waktu bercerita bercanda
bersama.
Senja itu menyenangkan kadang ia merah merekah bahagia, kadang ia
hitam gelap berduka, tapi langit, selalu menerima senja apa adanya. Terimakasih
Senja.
Inspiratif sekaliiišš
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
HapusTerima kasih atas komentarnya kak . Semoga tulisan yang ada di blog ini bisa bermanfaat hehe :D
HapusSedih ya kalau dibayangkan, semoga kalian akan selalu bersama dengan orang yang kalian sayang , jagalah dia buatlah bahagia :) Terima kasih yanh sudah berkunjung,
BalasHapusAh sukaaa banget keren!!!
BalasHapusHehe terima kasih khansa ktas komentarnya, sering sering mampir ke blog yaa bakal ada tulisan terbaru yang akan saya ppsting setiap harinyaa
HapusSedih ya :( jadikan pelajaran kalau kita gaboleh sia siain orang yang kita sayang :)
BalasHapusBenar sekali, jagalah orang yang benar² sayang dengan kita . Semoga bisa jadi pelajaran jugaa ehehe. Terima kasih sudah berkunjung . Sering sering mampir yaaaa hehe
HapusTerima kasih atas komentarnya kak . Semoga tulisan yang ada di blog ini bisa bermanfaat hehe :D
BalasHapusdixy ya kereh pĆ rah dah
BalasHapusHaha thankyou masbro sudah mampir . Sering² ya bakal ada postingan terbaru setiap harinyaaa
HapusBagus dix, kebawa sedih kan jadinya
BalasHapusJadikan pelajaran mba Lidi bahwa jgn siasiakan orang yg benar sayang dengan kita hehe
HapusSedih :'(
BalasHapusJadikan pelajara walaupun hanya fikksi . Ambil baiknya bahwa jangan pernah buat orang yang kita sayang dan sayang sama kita itu sedih dan kecewaaa hehe . Terima kasih sudah mampir di blog sayaa
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPengalaman pribadi ye pak. But almost perfect. Masih ada kata" yg baku bgt buat sebuah tulisam cerpen pak. Apalagi ada kalimat yg gak perlu sebenarnya tpi biar dramatisir di hipebola kan. Jdi agak mengganggu pembaca.
BalasHapusSukses terus Dix. I'll be waiting for the next
Haha fiksi kokk pakkk .. wah makasih saran dan masukannya pak sangat membantu untuk postingan kedepannya lebih baik lagi dalam membuat cerpennn . Terima kasih pak Asep sudah berkunjungg . Sering sering yaaa :D
HapusBagus nih penutupnya ngena sekaliiiiiii
BalasHapusNgena ada puitisnya supaya menjadi penutup yang manis hehehe terimakasih kak cut sudah mampir ke blog ini . Serinh sering mampir ya bakal ada postingan terbaru setiap harinyaaa :)
HapusAku baper:(
BalasHapusJadikan pelajaran ambil yang baiknya aja yaaa kalo udah nemu ng bener serius jangan sampai ditinggalkan ;)
HapusSad :(
BalasHapusVery sad :( ngebayangin aja udah gakuat :')
HapusBanjiirrršš
BalasHapusSedih dah:(
BalasHapusHuhu sedih dehhh, jadu baper
BalasHapusKerenn, bikin baper
BalasHapusTerharu akutu;(
BalasHapus