Langsung ke konten utama

Unggulan

Nyaman Itu Butuh Proses

Foto Ilustrasi               Tidak semua hal yang dilakukan seseorang langsung merasakan hal nyaman, semua butuh proses, tidak instan begitu saja.  Seperti Syifa Rizki Fauziah, mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta jurusan Teknik Grafika Penerbitan program studi Penerbitan .            Sejak SMP ia tertarik   dengan jurusan yang berkaitan dengan bidang bahasa,  seperti bahasa Inggris dan Korea.   Syifa sempat mencoba ujian masuk kuliah di berbagai perguruan tinggi namun tidak lolos, ia pun sempat daftar di jurusan managemen namun sama halnya. Sampai pada akhirnya ia mencoba tes di Politeknik Negeri Jakarta.            Awalnya ia sempat bingung untuk memilih jurusan namun pada akhirnya ia memilih jurusan Jurnalistik dan lolos melanjutkan pendidikan kuliahnya di PNJ. Uniknya, ia mengambil jurnalistik karena keinginan seorang nenek yang disayanginya, yaitu ingin memiliki cucu yang bisa membawakan berita di televisi.  Pilihan Syifa yang mengikuti keinginan neneknya merupakan sebuah p

Jangan Samakan Pasar dengan Mall




                                                      Foto Oleh : Dixy Hartanto

Feature Olah Fakta                                              
Penulis : Dixy Hartanto

Pasar tradisional Pucung berada di wilayah Kali Mulya kelurahan Jati mulya, Depok.
Tak asing bagi warga Kali Mulya, Depok melihat suasana pasar yang setiap paginya selalu ramai penjual maupun pembeli, karena Pasar Pucung berada tepat di wilayah pertigaan jalan yang ramai berlalu lalang kendaraan, pertigaan tersebut yaitu Pertemuan jalan menuju ke Pemda, yang merupakan jalan menuju perkantoran Pemda Depok, Pertigaan Jalan Kota Kembang yang merupakan jalan menuju perkantoran Pemerintahan Kota Depok, Pertigaan Jalan Cilodong merupakan jalan menuju Jalan Raya Bogor, dan Pertigaan Jalan Cilangkap menuju Jalan Raya Bogor Cilangkap. Bagaimana tidak ramai kalau setiap masyarakat yang pergi kesana kemari melewati pasar pucung ini?
            Beroperasi di pagi hari, bukannya sepi, yang ada semakin pagi sebelum matahari terbit pun pembeli sudah banyak menghampiri Pasar Pucung ini untuk membeli kebutuhan keluarganya. Mulai dari kebutuhan pokok makanan, pakaian, hingga berbagai keperluan alat rumah tangga.
Di pagi buta waktu itu, aku diajak Ibuku untuk mengantarkannya ke Pasar Pucung, karena kebetulan rumahku sedang ada perbaikan dan Ibu ingin membeli makanan ringan seperti gorengan, kue, dan kopi sachetan untuk diberikan kepada pekerja yang ada di rumah. Betapa malasnya aku kala itu karena diajak ketika usai azan subuh, karena aku mengira mana ada orang berangkat ke pasar jam 5 pagi? matahari aja belum menampakan cahanya, paling orang masih pada tidur. Namun, dugaanku salah besar ketika aku berangkat jam 5 pagi bersama ibuku di sekitar jalan masuk ke Pasar Pucung sudah ramai penjual yang mengangkut sayurannya dari mobil  pick-up, ataupun motor. Banyak juga pembeli yang berdatangan menyerbu sayuran yang masih segar untuk dikonsumsi di rumahnya. Jujur aku baru pertama kali pergi ke pasar ketika jam 5 pagi, malah Ibuku berkata “Sebelum azan subuh, jam 4 aja pasar udah buka Dik banyak penjual yang menyiapkan dagangannya”. Sungguh terkejut aku mendengar ucapan Ibu kalau jam 4 saja sudah banyak orang di pasar, aku jam segitu biasanya masih tertidur pulas di kasurku.
Sesampai disana, Aku dan Ibuku pergi ke dalam pasar untuk mencari sayuran,buah-buahan, dan kebutuhan lain yang mau Ibuku beli pada hari itu. disana kami bertemu  banyak penjual dan pembeli yang menjual segala aneka barang dagangannya. Aku hanya menunggu dengan santai Ibuku selesai membeli, lalu jalan mencari sesuatu yang ingin Ibu beeli lagi dari tempat ke tempat yang cukup lumayan jauh. aku yang terlalu berdiri di tengah keramaian pasar sambil santai bermain telepon genggam mengakibatkan teguran datang dari seorang Ibu yang terburu-buru melewati jalan yang saya halangi “Mas minggir dong, main HP di tengah jalan, emang ini pasar nenek moyang mas”Dengan tutur emosi yang keluar dari perkataan sang Ibu itu kepadaku. Mendengar kata itu membuat aku merasa sedikit kesal namun bercampur malu, karena memang salahku juga berada di tengah jalan bersantai bermain telepon genggamku, karena terlalu terbiasa melakukan hal itu layaknya seperti di mall. Untung saja Ibuku sedang sibuk tawar-menawar dengan pembeli sehingga kejadian memalukan ini tidak dilihat oleh Ibuku.
 walaupun keadaan dispasar itu tidak bersih, tetapi para pedagang sangat menikmati hal tersebut, mereka tetap bersyukur dan tidak pernah mengeluh akan hal itu, mereka terus berusaha menjual barang dagangan mereka agar mendapatkan keuntungan dan memberikan hasil nya kepada keluarga mereka berupa nafkah, disitulah letak  kebahagiaan mereka Sedangkan letak kebahagiaan Aku bisa tau aktivitas keseharian di pasar seperti apa, seperti tawar menawar, berkeliling pasar mencari kebutuhan yang ingin dibeli tanpa beristirahat duduk santai, dan mendapat pelajaran bahwa pasar adalah tempat jual beli yang bersifat tradisional, jadi jangan samakan pasar dengan mall dan melakukan hal-hal kebiasaan di mall di pasar, karena itu bukan tempat yang cocok. namanya juga pasar tradisional, ya suasananya tidak seperti di mall yang ada pendingin ruangan, mesin ATM, arena permainan, kursi duduk untuk beristirahat, tempat santai nan nyaman yang bisa melakukan kegiatan apapun
            Usai kegiatan di pasar bersama Ibuku, akupun pulang membawa tentengan sayuran, gorengan, kue dan kebutuhan lainnya yang Ibu beli dengan bercanda bersama “Sering-sering anterin Ibu biar tau gimana rasanya jadi Ibu” Ucap Ibuku. “Yah Diki kan Laki Bu”, “Ya siapa tau kamu nanti jadi Bapak rumah tangga sering ke pasar biar gak kaget kalo ke pasar” balas Ibuku. “hehe bisa aja Bu nih” ucapku dengan tertawaan kami berdua, setelah itu Kami pun pulang dengan motor yang aku kendarai.

Tulisan feature olah fakta ini pernah dimuat di portal berita online Bogor News http://www.bogornews.com/berita-jangan-samakan-pasar-dengan-mall.html

 


Komentar

  1. Ternyata menyenangkan juga ya ke pasar 😊

    BalasHapus
  2. Mantapp dixxx, tuh ingett hati2 maen hape jangan ke tengah2 wkwkw :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe maapkeun terlalu asik main hp nih jadi begini . Jgn dicontoh yaa

      Hapus
  3. Mantap dixy, lain kali kalo main handphone jangan ke tengah2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbaa saya merasa bersalah setelah itu haha . Jangan dicontoh ya teman-temqn

      Hapus
  4. Lebih asik ke pasar di banding ke mall ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di pasar bisa liat kehidupan masing² orang yang sedang mencari kebutuhannya . Sunggu menyenangkan

      Hapus
  5. Balasan
    1. Terimakasi Lutfhi, sering-sering mampir hehe

      Hapus
  6. Makanya tiati dixx kalo main ke pasar tradisional, musti dijaga banget barang pribadi wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih kak Risda . Jangan selalu bertumpu pada handphone kalau dipasar yang penting . Karena bukan tempat kita untuk menyibukkan diri . Yg lain juga sibuk cari sayuran sana sini jadi harus hati² juga hehe . Jangan dicontoh yaa

      Hapus
  7. Calon ayah harus sering ke pasar juga ya dixxxx, mantappppp

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe harus dong . Untuk mempersiapkan diri menjadi calon ayah yang baik dan bertanggung jawab untuk keluarga :D

      Hapus
  8. belanja kepasar tradisional bener emang paling enak dibandingkan ke mall, yakan? hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa jadiii kak, karena lebih banyak cerita dan keseruannya juga gakalah sama di mall hehe

      Hapus
  9. Kualitas barang gak beda jauh, harga beda jauuuuuhhhh 😂😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener bangettt kak, yang beda hanya tempatnya saja, kualitas pasti samaaaaa :D

      Hapus
  10. Mantap nih pakk siap ke pasar ya nanti

    BalasHapus
    Balasan
    1. ingin menjadi calon bapak yang baik bisa membantu keluarga untuk nanti :D

      Hapus
  11. gua mah lebih suka kepasar ehehehehhe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hashtag #MendingKePasar lebih asik dan punya cerita yang beda pastinya :D

      Hapus
  12. Belanja ke pasar, insyaAllah salah satu cara menumbuhkan rasa percaya diri untuk para pedagang pribumi indonesia itu sendiri. Syukur2 kalau bisa meningkatkan perekonomian pribumi qt.. Walau memang Pasar atau Mall ada plus minus nya.. #numpangcoret

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar sekali apa yang dikatakan sdr Anggi, semoga saja pemerinta bisa memberi fasilitas yang tak kalah dengan mall dan perekonomian pribumi kita bisa semakin meningkat dari tahun ke tahun:) terima kasih susdah berkunjung ke blog saya. ditunggu tulisan terbaru saya yang semoga bisa bermanfaat untuk para pembaca:D

      Hapus
  13. wah masih enak pasar sih kata gua

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pastinya dong, banyak keseruan yang gak kalah menarik sama di mall :)

      Hapus
  14. Walaupun di pasar itu panas, tapi gatau kenapa yaaa di pasar tuh lebih keliatan adanya kehidupan. Yagaksiii? :D

    BalasHapus
  15. Belanja di pasar itu lebih terjamin mulai dari harganya, barangnya, juga pelayanannya yang lebih akrab dan merakyat

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer